Lebaran Lebih Awal, Al Muhdhor Dipantau

TULUNGAGUNG - Jamaah Al Muhdhor di Tulungagung sudah berlebaran sejak Minggu 28 September. Mereka mengaku lebaran lebih awal, karena berpuasa lebih awal tiga hari.

Anggota jamaah Al Muhdhor ini memang tidak banyak. Jumlahnya hanya sekira 100 orang. Pengikut Habib Sayid Bin Salim Al Muhdhor atau dikenal dengan sebutan jamaah Al Muhdhor menggelar salat Idul Fitri di Masjid Nur Muhammad, Desa Wates, Kec Sumbergempol, Kab Tulungagung.

Pengikut Al Muhdhor berlebaran lebih dahulu setelah mendapat petunjuk dari ahli Falaq yang mereka ikuti yakni Kiai Hasyim. Kia Hasyim pun sangat sulit ditemui karena kesibukannya berdakwa dari satu tempat ke tempat lain. Konon, Al Muhdhor juga memiliki cabang di Lampung Tengah, Kalimantan, Sulawesi, NTB, dan NTT.

Menurut pengakuan salah satu anggota jamaah, Sulton (42), selama menjadi pengikut Al Muhdhor, puasa memang dilaksanakan lebih awal tiga hari dimana lebaran lebih awal dari umat lainya. "Untuk dasarnya kenapa seperti itu kami sendiri tidak tahu. Dan sebagian besar anggota juga sama dengan saya. Kita sebagai pengikut hanya melaksanakan apa yang diajarkan guru," ujar Sulton yang mengaku masuk sebagai anggota jamaah sejak tahun 1980-an.

Mengenai daya tarik Al Muhdhor, Sulton mengatakan sebagian besar jamaah tertarik berguru kepada Habib Ahmad, karena dipercaya memiliki garis keturunan langsung dengan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Jadi ajaran Islam yang didapat langsung dari garis keturunan nabi, bukan ustad atau ustadzah yang juga belajar dari orang lain. "Umumnya kita tertarik di sini, karena guru kami langsung keturunan Nabi Muhammad, bukan perantara," terangnya.

Sementara ditemui terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tulungagung, KH Syafi'i Abdulrohman mengaku pihaknya sudah memantau keberadaan jamaah Al Muhdhor sejak 3 tahun lalu. MUI juga sudah memberikan peringatan jika penetapan puasa lebih awal tanpa dasar yang jelas adalah salah.

"Kami menyimpulkan keterangan Pak Hasyim (Kiai Hasyim, red) sebagai ajaran sesat. Sebab itu semua ditentukan berdasarkan pengakuannya dari wahyu Habib Ahmad," ujarnya.

Pengasuh ponpes Panggung ini mengatakan jika Kiai Hasyim dalam realitanya tidak berguru langsung kepada Habib Ahmad yang meninggal sekira 1997. Kiai Hasyim mengaku menerima wahyu tersebut saat melakukan semedi di makam Habib Ahmad. Itu semua dilakukanya saat menderita sakit. "Dia menerangkan jika penyakit bisa sembuh, dengan syarat harus melaksanakan puasa lebih awal 3 hari pada Ramadan. Dan itu ternyata dikembangkan menjadi sebuah ajaran," terangnya.

Kiai Syafi'I sudah memperingatkan Kiai Hasyim agar kembali sesuai Syariat Islam yang sesungguhnya. Dia juga meminta Kiai Hasyim meninggalkan ajaran yang berasal dari modifikasi pengalaman spiritual pribadi. Sebab itu semua sama halnya membuat jalan sesat "Yang terakhir Kiai Hasyim bersedia jamaahnya dibubarkan, karena dari awal dia mengaku tidak pernah mengajak," paparnya.

Bersamaan dengan itu, langkah MUI selanjutnya adalah terus berupaya menyadarkan para pengikut Al Muhdhor melalui pengajian-pengajian di desa. Tugas MUI hanya membentengi umat Islam. Jika sampai menimbulkan keresahan di masyarakat, hal itu diluar dari tugas dan wewenang MUI. "Kalau sudah meresahkan, itu sudah menjadi wilayah aparat hukum," pungkasnya.



Comments

Popular posts from this blog

Penampakan 'Mata Banteng' di Planet Mars

Bagaimana Sepeda Federal dimulai

Apakah menurutmu kamu sudah menemukan biola stradivarius? Coba tebak..!!