WHO Kecam Pemerintah China

BEIJING - Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemarin mengecam Pemerintah China yang membiarkan skandal susu maut selama berbulan-bulan.

WHO juga meminta China menyelidiki lebih detail skandal susu formula tersebut. Perwakilan WHO China Hans Troedsson mengatakan, Pemerintah China harus menyidiki kenapa sistem pelaporan produk makanan dan minuman tidak berjalan efektif.

"Pemerintah harus menemukan apakah kasus itu memang disengaja atau merupakan kelalaian," ujar Troedsson.

Troedsson mengatakan, jika memang skandal susu itu berkaitan dengan kelalaian, Pemerintah China harus lebih baik dalam hal kajian dan penelitian. Namun, menurut Toedsson, jika susu beracun itu memang sengaja tidak dilaporkan, hal itu merupakan suatu hal yang sangat serius.

"Yang terpenting, skandal susu itu tidak boleh terulang,� katanya. Pemerintah China mengatakan, susu formula khusus bayi itu dicampur dengan bahan kimia melamin yang biasa digunakan untuk membuat plastik.

Parahnya lagi, melamin itu ditemukan pada susu formula bayi Sanlu dan 21 perusahaan China lainnya. Susu itu telah meracuni sekitar 6.244 bayi di seluruh Negeri Tirai Bambu itu. Susu itu juga telah menewaskan 4 bayi. Sementara itu, polisi China telah menangkap lebih dari 12 orang dalam skandal susu maut itu.

Dari semua yang ditangkap, enam orang diduga menjual melamin dan sisanya dituduh menjual susu yang terkontaminasi. Jadi, penangkapan baru ini membuat jumlah yang ditangkap menjadi 18 orang.

Dari Hong Kong, kekhawatiran susu bubuk beracun itu juga terdapat pada susu cair, es krim, dan yoghurt. Hong Kong pun meminta perusahaan China untuk menguji coba produk-produk makanan dan minumannya. Hal itu dilakukan setelah adanya laporan bahwa susu bubuk itu juga diekspor ke Yaman, Bangladesh, Myanmar, Gabon, dan Burundi. Pemerintah Bangladesh dan Korea Selatan juga tengah melakukan uji coba terhadap produk susu impor China itu.

Sementara itu, sebanyak 73 pengacara dan aktivis hak asasi manusia (HAM) memobilisasi dukungan terhadap keluarga korban susu beracun. �Para korban menginginkan kompensasi. Jika pemerintah tidak melakukan terobosan, ini akan menjadi aksi pembelaan kasus hukum terbesar di China,� ujar Li Fangping, salah satu pengacara yang membela para korban.



Comments

Popular posts from this blog

Penampakan 'Mata Banteng' di Planet Mars

Bagaimana Sepeda Federal dimulai

Apakah menurutmu kamu sudah menemukan biola stradivarius? Coba tebak..!!